Tanaman
Khaam Hohm atau yang lebih dikenal dengan Indigo Strobilanthes, menjadi tanaman
utama tiap keluarga di desa ini. Pasalnya tanaman ini menjadi salah satu bahan
dasar pembuatan material pakaian, yang biasa juga dicampur dengan serat tanaman
lainnya, termasuk serat akar Cannabis. Masa panen tanaman ini bisa selama 3
bulan tergantung cuaca, paling tidak sekitar bulan Maret, April dan Mei. Dari
proses dasar pemilihan serat akar, pencelupan, hingga pewarnaan semua
menggunakan cara tradisional, termasuk menunggu sinar matahari yang jarang
datang menyapa area ini.
Hmong
sendiri dikenal sebagai suku pegunungan yang sangat lihai bercocok tanam, tidak
hanya terdapat di Sapa-Vietnam, di Laos-Kamboja juga daerah perbukitan di
Thailand, mereka melangsungkan hidup. Asal-muasal suku dengan kepercayaan
animisme ini memang tak dapat dirincikan, tetapi Tiongkok kuno tercatat sebagai
bukti awal keberadaan mereka disekitar 2700 SM. Mesopotamia pun disebut-sebut
sebagai asal muasal mereka, setidaknya itu yang dikutip dari legenda rakyatnya.
Konon mereka bermigrasi melalui Rusia, Mongolia, dan akhirnya ke daratan
Tiongkok.
Sayangnya,
hasil tenun dengan bahan dasar Cannabis tersebut jarang yang bisa dibawa keluar
desa mereka atau dibawa para wisatawan sebagai oleh-oleh ketika kembali ke
negaranya. Namun hasil tenunan dengan bahan dasar akar tanaman lainnya pun tak
kalah uniknya untuk dijadikan souvenir seperti tas
etnik Hmong yang sering dikenal dengan sebutan
Paj Ntaub atau tas Bunga, baju tradisional mereka, hingga gelang atau
kalung hasil tenunan atau rajutan. Sebagian besar desain motif sulam Hmong
menggambarkan alam atau binatang seperti pola bunga dan serangga, serta lebih
cenderung menggunakan warna –warna cerah seperti kuning, merah, biru, hijau
atau orange.